Aku datang kawan, dengan sebuah harapan dan beribu penyesalan Kutelusuri "tamanku" ini dengan sebongkah kelelahan..Yah, mungkin karna usia makin redup...hingga jemari pun tak kuasa lagi menari di atas kanvasku ini..namun, selalu saja ada yang tertinggal bersama waktu saat malam menghapus bias warna senjakala, selembar mimpi dan sejumput kenangan...tak akan pernah ada lagi puisi, yang tak jenuh-jenuh menampung segenap air mata sebab kami menangis bersama Akhirnya luka dan airmata itu semakin lengkap semakin sempurna. Tersimpan beruturan sejak kemarin, esok dan hari depan. Akhirnya luka dan airmata itu tersimpan rapi dalam kenang dalam renung. Dalam bayang dalam tenung.Aku hanya berharap ada terang yang datang. Mungkin bukan dari sinar tubuhmu, bukan cahaya matamu. Sebab aku tak berharap lagi, sejak kelam mataku bisa membaca setiap nestapa dalam gelap yang paling hitam, dalam hitam yang paling pekat. Aku hanya berharap ada terang yang datang, pecah dalam kelopak, ketika kubuka dan kupejamkan mata