"Antara Aku, Kau dan Dia"

Sejenak kubiarkan ruang dan waktuku ini kosong, hampa. Mungkin kau tahu, betapa langit dari jendelaku tak lagi jernih seperti dahulu ketika kau mengenalku. Karena aku kini tak lagi menatap bintang-bintang di langit itu sendirian. Indah kejora yang terpampang megah diantara belantara kehidupan, sungguh sebuah keajaiban. Dia di sini dan kau di sana. Dia memelukku dengan desah nafasnya yang memasuki rongga dadaku, tercium aroma kasih dari tiap tetesan air mata yang tercipta di antara bulir-bulir matanya. Namun "Kau" malah beranjak dan membeku setipis nafas sejuk dingin dan gerimis.
Aku adalah aku yang tak melakukan apapun demi apapun selain diriku. Demikian pula bukan seperti yang agung-agungkan manusia atas cinta yang dalam bahasanya telah meletakkan segala hidup diatas segalanya. Walau aku melakukan semua yang dikenal bermuasal dari cinta. Aku hanya menjadi semua yang kulakukan tanpa setetespun dendam atas keniscayaan atau kemunafikan!!.Cinta, kosa kata yang terlalu sederhana yang tak sanggup mengurai bentangan jiwaku. Waktu dan ruang, hidup dan cinta, mereka semua persis seperti diriku. Mencoba memaknai arti cinta dan kehidupan.
Tanpa hadirmu, aku dan aku akan miliki langit seorang diri.